Cara Mengatasi Penyakit Radang Vagina


Peradangan pada vagina atau vaginitis, hal ini terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri baik yang hidup di daerah itu. Gejala yang paling umum adalah keluarnya cairan abnormal yang beraroma tidak sedap yang berwarna putih keruh dan berbusa. Cairan disebut abnormal jika teksturnya lebih kental dibanding cairan pada keputihan yang biasa. Selain itu, cairan ini keluar dalam jumlah yang banyak dan disertai dengan rasa gatal, nyeri bahkan seperti Terbakar pada vulva vagina.

Gejala vaginitis
a. Gejala primer
  • Gejala yang paling umum pada perempuan penderita faringitis adalah kondisi vagina yang mengeluarkan cairan cukup banyak. Warna cairan biasanya kuning atau hijau, tetapi beberapa perempuan mengalami keluarnya cairan abu-abu atau putih. 
  • Bau tidak enak seperti ikan yang busuk adalah gejala yang paling terlihat dari vaginitis.  
  • Setelah aktivitas seksual, tingkat keputihan dan bau biasanya meningkat.
b. Gejala sekunder
Selain dari gejala utama ada juga gejala yang kurang jelas yang dapat dilihat ketika mengalami kondisi ini. Tidak semua perempuan penderita vaginitis mengalami gejala sekunder ini, yaitu;
  • Bengkak pada vagina 
  • Gatal pada vagina  
  • Nyeri selama hubungan seksual  
  • Kencing yang menyakitkan  
  • Iritasi pada vagina
Penyebab
Penyebab dari vaginitis bisa berupa:

a. Infeksi
  • Bakteri (misalnya: Chlamydia, gonokokus) 
  • Jamur (misalnya: Candida) terutama pada penderita diabetes, perempuan hamil dan pemakaian antibiotik.  
  • Protozoa (misalnya: trichomonas vaginalis)  
  • Virus (misalnya: Virus papiloma dan virus herpes)

b. Zat atau benda yang bersifat iritatif hingga menyebabkan alergi seperti:
  • Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons 
  • Sabun cuci dan pelembut pakaian  
  • Deodorant  
  • Zat di dalam air mandi  
  • Pembilas vagina  
  • Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan menyerap keringat
c. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
d. Terapi penyinaran
e. Obat-obatan
f.  Perubahan hormonal
g. Penyakit menular seksual

Pencegahan
pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari vaginitis adalah:
  1. Setelah mandi, bila sabun dihari daerah kemaluan dengan hati-hati untuk mencegah iritasi 
  2. Jangan terlalu sering menggunakan vaginal douch, karena akan mengandung organisme normal yang hidup di vagina dan benar-benar dapat meningkatkan infeksi vagina  
  3. Pastikan pasangan menggunakan kondom selama berhubungan seksual. Hal ini untuk menghindari penyebaran infeksi melalui hubungan seksual  
  4. Memakai celana dalam katun
  5. Hindari sabun dengan wewangian, tampon, bantalan, sabun anti bakteri, karena bisa mengatasi area intim
  6.  Setelah menggunakan toilet, biasanya untuk menyapu dari depan ke belakang untuk menghindari penyebaran bakteri di vagina
  7.  Hindari menggunakan bak mandi, kolam air panas dan spa secara bersama-sama dengan orang lain
Pengobatan
Penanganan vaginitis menurut penyebabnya yaitu

a. Vaginitis bakteri
Pengobatan harus serentak antara obat minum (per oral) dengan obat luar berupa krim yang dioleskan pada vagina. Tablet dan metronidazole akan digunakan oleh penderita dalam satu sampai dua kali sehari selama 5 sampai 7 hari.

b. Infeksi jamur
Obat krim antijamur atau suppositoria seperti mikonazol akan menjadi pilihan pengobatan untuk penderita vaginitis jenis ini.

c. Penipisan lapisan vagina (atrofi vagina)
Penipisan vagina terjadi saat pasca menopause, penyebabnya adalah berkurangnya hormon estrogen. Karena itu pengobatan yang tepat dengan pemberian estrogen dalam bentuk Tablet atau krim.

d. Vaginitis non infeksi
Vaginitis jenis ini harus dengan mencari penyebab iritasi nya. Setelah itu penderita akan disarankan untuk menghindari sumber iritasi tersebut. Hal ini yang bisa mengiritasi vagina misalnya sabun, deterjen, pembalut atau tampon, serta bahan celana dalam. Jam am


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Usaha Beternak Yang Menguntungkan

Penghasilan Blogger Dari Google Adsense

Upload Foto Dibayar Dollar Terbukti