Cara Mengatasi Flu dan Pilek

Apa bedanya antara flu dan pilek, ini merupakan pertanyaan yang awam, jawabannya masih belum disepakati di kalangan ahli bahasa kedokteran. Hingga saat ini, istilah flu dan pilek masih sering dipakai secara bergantian sebagai sinonim. Kamus besar bahasa indonesia edisi keempat pun masih belum membedakan keduanya dengan jelas. Selain flu dan pilek, masih ada istilah lainnya mirip gitu salesman dan influenza.

1. Pilek: Sakit (demam) dengan banyak mengeluarkan minus (biasanya disertai batu-batu kecil); salesma.
2. Flu: Penyakit menular pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus; influenza; pilek.
3. Salesma: Sakit kedinginan sehingga mengeluarkan ingus; pilek; ingus.
4. Influenza: Radang selaput lendir pada rongga hidung (yang menyebabkan demam); penyakit demam yang mudah menular, disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan dan sebagainya; salesma.

Sebagian kalangan medis membedakan keduanya. Penjelasan mungkin agak ruwet untuk kebanyakan orang awam. Untuk menyamakan persepsi kita bisa menganggapku adalah pilek yang berat. Kalau gejalanya hanya berupa bersih bersih dan hidung meler, itu namanya pilek. Tapi kalau gejalanya berat sampai disertai demam dan sakit kepala, itu disebut sebagai flu. Flu bisa disertai sakit kepala, demam dan batuk. Itu sebabnya obat flu kadang sulit dibedakan dari obat sakit kepala, obat demam dan obat batuk.

Penyebab
Flu dan pilek adalah penyakit yang sebabkan oleh virus, bukan bakteri. Virus dan bakteri sama-sama koma tapi ukuran virus lebih kecil dari ukuran bakteri, struktur biologinya juga lebih sederhana. Virus penyebab flu dan pilek my bermacam-macam. Jenisnya sekitar 200-an. Virus ini menyerang saluran pernapasan bagian atas, yaitu hidung dan tenggorok. (sekedar untuk diketahui, istilah yang dipakai di kalangan medis adalah tenggorok bukan tenggorokan).

Virus flu ini masuk ke dalam tubuh lewat mulut atau hidung. Kuman kuman ini menular lewat bersihkan cairan saat menderita bersin, batuk atau bicara. Bisa juga menular lewat benda-benda yang dipegang penderita. Karena disebabkan oleh virus, penyakit flu ini tidak bisa diobati dengan antibiotik. Jadi, pasien tak perlu minum antibiotik. Percuma, sia-sia, mubazir. Antibiotik hanya bisa bekerja untuk infeksi bakteri. Obat jenis ini tidak berdaya menghadapi virus.

Bagian ini perlu kita bahas karena indonesia sebagian kalangan masyarakat punya kebiasaan yang tidak rasional. Sangat terkena flu, mereka berusaha mengobati diri sendiri, pergi ke apotik membeli antibiotik yang merupakan obat resep tapi biasa dijual bebas. Bahkan sebagian dokter pun punya kebiasaan menyisipkan antibiotik buat pasien flu, terutama pasien anak-anak. Jadi, pasien, apoteker, sampai dokter pun sering menggunakan antibiotik secara tidak rasional.

Penyakit ini termasuk self limiting diseases. Artinya, gejalanya bisa hilang dengan sendirinya, asalkan bayar tahan tubuh dalam kondisi normal dan tidak disertai dengan komplikasi penyakit lainnya. Jadi, tanpa minum obat pun penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya. Biasanya dalam tempo 1 sampai 2 minggu. Kalau gejalanya sudah dalam tingkat menjengkelkan, misalnya sakit kepala berat atau hidung meler dan tak henti-henti, boleh kita minum obat untuk meringankan gejala gejala tersebut. Namun perlu dicatat, obat obat ini tidak menyembuhkan flu, melainkan hanya meredakan gejala nya. Obat obat ini tidak membasmi virus nya, tapi hanya meredakan sakit kepala atau hidung meler. 

Umumnya obat obat flu termasuk golongan obat bebas. Istilah kerennya OTC (over the counter), boleh dibeli bebas di konter toko atau apotek tanpa resep dokter. Sama seperti obat sakit kepala, obat flu juga merupakan golongan obat yang paling banyak dibeli di apotik.Yang perlu diingat adalah bahwa semua obat flu bekerja secara simtomatis (hanya menghilangkan gejala), tidak melawan virus penyebabnya. Semua love you sini tetap dilakukan oleh sistem pertahanan tubuh kita sendiri. Fungsi obat hanya membantu supaya selamat perang melawan virus itu, kita tidak terganggu sakit kepala, demam, batuk ataupun pilek.